Dia Bisa Dikatakan Malaikat
Yup benar... Hari ini
adalah hari Ibu... Aku lihat dari beranda Facebook, time line Twitter,
Instagram, Path, BBM, semuanya berlomba-lomba buat nulis tentang “Hari Ibu” ini.
Memang sih nggak ada yang salah dengan semua ini, tapi kenapa sih harus diungkapin
via media sosial? Biar kelihatan keren? Biar semua orang tau? Tapi aku berusaha buat
positif thinking aja... Mungkin mereka masih malu ngungkapin rasa sayangnya
kepada Ibu mereka didunia nyata, sehingga mereka menumpahkan semua curahan
kasih sayang lewat sosmed. Atau bisa jadi mereka sedang tidak berada di dekat
Ibunya, jadi mereka hanya bisa ngungkapin kasih sayang dan kekagumannya kepada
Ibu mereka lewat medsos. Dan itu artinya, aku tidak sendirian... Karna aku
sekarang juga sedang berada jauh dari Ibu secara raga, tapi jiwaku selalu ada
di dekatmu Ibu, Percayalah...
Maka dari itu aku hanya
bisa mengungkapkan kasih sayang dan kekagumanku padamu bersama dengan turunnya
hujan, basahnya alam, panasnya kopi, sedapnya nikotin yang kuhisap
perlahan-lahan ini dan dengan segenap jiwa dan ragaku ini untukmu Ibu...
“Dekapmu begitu dalam
Relungmu bak sulam
Belaimu seakan membekam
Kasihmu tak pernah padam
Malaikat dalam hidupku |
Kulihat kau jauh memandang
Membinar menembus peradaban
Mimpiku selalu kau pinang
Menguatkanku dalam berjalan
Kau selalu di garda depan
Ketika aku tenggelam
Kau lebih dari pahlawan
Sayapmu seakan tak pernah padam”
Maafkan aku Ibu kalau selama ini aku
jarang menelfonmu, suka membuatmu khawatir dan marah. Aku sangat sayang padamu
Ibu...