Senin, 22 Desember 2014

Dia Bisa Dikatakan Malaikat



Dia Bisa Dikatakan Malaikat

Yup benar... Hari ini adalah hari Ibu... Aku lihat dari beranda Facebook, time line Twitter, Instagram, Path, BBM, semuanya berlomba-lomba buat nulis tentang “Hari Ibu” ini. Memang sih nggak ada yang salah dengan semua ini, tapi kenapa sih harus diungkapin via media sosial? Biar kelihatan keren? Biar semua orang tau? Tapi aku berusaha buat positif thinking aja... Mungkin mereka masih malu ngungkapin rasa sayangnya kepada Ibu mereka didunia nyata, sehingga mereka menumpahkan semua curahan kasih sayang lewat sosmed. Atau bisa jadi mereka sedang tidak berada di dekat Ibunya, jadi mereka hanya bisa ngungkapin kasih sayang dan kekagumannya kepada Ibu mereka lewat medsos. Dan itu artinya, aku tidak sendirian... Karna aku sekarang juga sedang berada jauh dari Ibu secara raga, tapi jiwaku selalu ada di dekatmu Ibu, Percayalah...
Maka dari itu aku hanya bisa mengungkapkan kasih sayang dan kekagumanku padamu bersama dengan turunnya hujan, basahnya alam, panasnya kopi, sedapnya nikotin yang kuhisap perlahan-lahan ini dan dengan segenap jiwa dan ragaku ini untukmu Ibu...
“Dekapmu begitu dalam
Relungmu bak sulam 
Belaimu seakan membekam
Kasihmu tak pernah padam
Malaikat dalam hidupku
Kulihat kau jauh memandang
Membinar menembus peradaban
Mimpiku selalu kau pinang
Menguatkanku dalam berjalan
Kau selalu di garda depan
Ketika aku tenggelam
Kau lebih dari pahlawan
Sayapmu seakan tak pernah padam”
Maafkan aku Ibu kalau selama ini aku jarang menelfonmu, suka membuatmu khawatir dan marah. Aku sangat sayang padamu Ibu...

Sabtu, 20 Desember 2014

Senja



 "Senja"


Ya, senja... Siapa sih yang gak suka senja? Saya pikir semua orang yang ada di dibelahan dunia ini mengagumi lighting yang amat sangat religius dari Tuhan ini. Jingganya, remang-remangnya, distorsi cahayanya, siluet akan alamnya, duh... Saya selalu kagum dengan suasana seperti itu, meskipun tak jarang saya sering menikmatinya dan sampai saat ini saya selalu ingat firman Tuhan yang berbunyi “Nikmat mana lagi yang bisa engkau dustakan” saat menikmati semua itu. Oh Tuhan, terimakasih Engkau telah ciptakan momen spesial ini setiap hari. Terimakasih pula dengan via senjaMu saya bisa merebahkan sepenggal hasrat yang tak bisa saya uraikan kepada siapapun ke beranda penjemput gelapnya, meskipun terkadang bias namun tulus dan tak pernah terukur.
Senja Merona