Kamis, 19 Februari 2015

#TaliJiwo



Yup... Sujiwo Tejo!!! Siapa sih yang nggak kenal sama beliau? Sosok yang dikenal sebagai Budayawan, Dalang, Penyanyi, Aktor, Penulis, Sutradara, dan lain sebagainya ini bisa dibilang nyentrik dalam segi penampilan (fashion) dan pemikiran. Menurut aku pribadi sih beliau ini memikirkan apa yang belum sempat atau malah tidak akan sempat dipikirkan oleh orang lain. Dan kesan pertama kali mengenal sosok beliau *eh bukan kenal ding, lebih tepatnya sih tahu... itu pun dari tivi, belum pernah ketemu langsung* itu seperti orang gila *dengan matanya yang belo dan rambut gondrongnya*, tapi lagi-lagi aku teringat dengan nasehat guruku SMP dulu “Jangan mejudge orang dari segi penampilannya” dan ternyata benar. Setelah aku menyelami lebih dalam sosok ini via twitternya di @sudjiwotedjo aku langsung tertegun dengan twit-twitnya. Tapi kali ini aku tidak akan membahas tentang hal yang mainstream dari mantan wartawan Kompas ini, seperti biografi atau semacamnya, melainkan tentang Romantisme dan Pemikiran ala Mbah Jiwo ini via #TaliJiwo yang mungkin bisa membuat kita geleng-geleng, mengangguk-anggukkan kepala, pusing, tertawa, bahkan meneteskan air mata. Monggo.....
1.                  Tahukah kau manusia paling tak berperasaan di muka bumi? Dia yang jauh dari Kekasih saat hujan tapi tak ia tulis satupun puisi. #TaliJiwo
2.                  Maka siluetkanlah tubuhmu berlatar senja, karena tak sanggup kulihat air matamu, Kekasih... #TaliJiwo
3.                  Kita ini kuda, Kekasih. Ekornya di rambutmu yang sorgawi. Ringkiknya pada ubun-ubun puncak malamku. #TaliJiwo
4.                  O... Kekasih, kesedihan ini ternyata lebih menyedihkan dari ranggas cemara Desember. #TaliJiwo
5.                  Kekasih, kupanggili kau di padang savana senja itu, kuteriakkan, agar namamu lebih luas dari kesepianku. #TaliJiwo
6.                  Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang peerenungan. #TaliJiwo
7.                  Rahwana: Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, kenapa Kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku? #TaliJiwo
8.                  Tak ada lagi air mata yang dapat kau timba, Kekasih... Karena sungguh rinduku padamu kini telah menyumur tanpa dasar. #TaliJiwo
9.                  Kadang dangkal kadang janggal, jengkal-jengkal jelajah kaki-kaki kami kakikan, dekat degub, detak denyut debar desir di nadiku... #TaliJiwo
10.              Semesta semesranya, seraya bertabur sapa, seraya bertabur suka, serayakan nestapa... #TaliJiwo
11.              Jangan lebih lama lagi kau pandangi senja dan camar-camar, Kekasih. Karena kemanapun kau berpaling kau akan tetap melihat air mataku. #TaliJiwo
12.              Kekasih, bagaimana dapat kita satukan tawa sebelum kamu adalah bagian yang sah dari tangisku. #TaliJiwo
13.              Berpasangan ternyata  agar air mata kita beranak-pinak, Kekasih... #TaliJiwo
14.              Mengapa tisu bermanfaat? Karena cina tak pernah kemarau, Kekasih... #TaliJiwo
15.              Benci dan dendam bisa dikubur , Kekasih... selesai, tapi cinta tetap gentayangan. #TaliJiwo
16.              Batu karang yang kau hempas gelombangmu saban hari itu bukan pertapa, Kekasih. Itulah aku yang tampak tapi tak sirna. #TaliJiwo
17.              C-I-N-T-A adalah huruf-huruf yang tak didikat oleh cincin, Kekasih, hanya terangkai oleh nafas. #TaliJiwo
18.              Aksarakan dirimu menjadi C-I-N-T-A, Kekasih, menjadi suar bagi pengembaraanku yang remang-remang. #TaliJiwo
19.              Deras tapi tak curah, Kekasih, gempar tanpa suara, saat kau buaskan aku di suaka cinta.  #TaliJiwo
20.              Sepi meberangus senyapmu Kekasih, sementara di sajadahku doa-doa bersampulkan rindu bertulikan namamu. #TaliJiwo
21.              Sedekat sunyi pada sepi di nadiku, Kekasih, nasib kudekap dalam canda. #TaliJiwo
22.              Biar aku di sini, tenang dan bersabda kepada sang Kekasih,yang jauh dari harapan. #TaliJiwo
23.              Pesawat ini hanya akan menerbangkan raga, Kekasih, senyumku masih rekah bunga di pekaranganmu. #TaliJiwo
24.              Kenapa jancuk tak berwarna, Kekasih, karena sari pati jancuk tak lain air matamu. #TaliJiwo
25.              Aku dapat tak menangis kala kau sakiti, Kekasih, sungguh, tapi tidak payungku. #TaliJiwo
26.              Dari sajadahku ke ranjangmu, Kekasih, menjulur suatu nasib, yang menggaris dan menggores. #TaliJiwo
27.              Nanti malam, besuk, lusa dan seterusnya adalah tahun baru. Bagi yang sedang jatuh cinta setiap hari adalah perayaan. #TaliJiwo
28.              Senja itu kereta jingga yang gerbongnya sepanjang kaki langit, ke stasiun tiada, Kekasih... #TaliJiwo
29.              Cita-citaku lebih tinggi dari para wali, Kekasih. Aku ingin sempat menyaksikan uban pertama di rambutmu kelak. #TaliJiwo
30.              Cinta tak tersimpulkan. Tapi dapat kurangkum dalam dekapanku padamu, Kekasih... #TaliJiwo
31.              Twitter  disebut dunia maya mungkin karena kita lupa bahwa senyata apapun ciuman kita sejatinya jugalah maya, Kekasih, fatamorgana... #TaliJiwo
32.              Embun menyubuh, meneteskan salam, Kekasih... #TaliJiwo
33.              Bibir kita telah pisahan, Kekasih, namun nasibmu-nasibku masih ciuman. #TaliJiwo
34.              Kening pualammu masih sedingin nisan, Kekasih, cintaku masih tak sanggup menghidupkan kembali tangismu. #TaliJiwo
35.              Terima kasih sudah nganter aku ke Bandara semalam. Kini tubuhku sudah landing, kekasih tapi tidak jiwaku. #TaliJiwo
36.              Senja kukenang pada keningmu, Kekasih, saat kau rebah di tikar pandan, anatara tangis dan cakrawala. #TaliJiwo
37.              Aku gelombang cinta sebelum kota merambah desa, Kekasih, sebelum kata merangkap dosa. #TaliJiwo
38.              Kekasih, aku menamaimu pohon sukma, di taman sukma, langit sukma, angin dan gerimis sukmaku padamu. #TaliJiwo
39.              Ku sanggup seperti Rahwana, Kekasih. Yang setia mencintai Sinta tanpa pernah bisa memilikinya, tapi tidak air mataku. #TaliJiwo
40.              Ah, Kekasih, kala kuucapkan cinta, lidah ini ternyata menjulur menjadi kesunyianku sepanjang kala. #TaliJiwo
41.              Hujan tak hujanpun kita tetap terpisah malam, Kekasih, setiaku dan setiamu adalah nilai swargaloka nanti. #TaliJiwo
42.              Rupanya sedang kurindu mata menusukmu, Kekasih, kukira sejak dulu cuma kucari-cari jarum di tumpukan jerami. #TaliJiwo
43.              Yang abadi dari suara hujan adalah isak tangismu, Kekasih... #TaliJiwo
44.              Hmm... Gerimis dimana-mana sama, Kekasih, airnya bertubi-tubi seperti kenanganku akan tangismu. #TaliJiwo
45.              Tak sesayahdu gundukan salju, Kekasih, tapi tumbukan air matamu  bergunduk-gunduk tak kalah merdu padamu. #TaliJiwo
46.              Kau tak pernah ribut seperti angin tak pernah sepi seperti angin tak gelas embun teguk pagiku, Kekasih... #TaliJiwo
47.              Met malam Kekasih, tunda tidurmu sampai lewat tukang putu dengan suara mirip rinduku. #TaliJiwo
48.              Engkau kopi puncak malamku, Kekasih, pahit dan kelam anpa kuseduh. #TaliJiwo
49.              Hujan paling Tuhan adalah hujan yang tak kuasa kubendung banjir puisiku padamu, Kekasih... #TaliJiwo
50.              Rinduku lelaron rindu tandang cahaya, Kekasih, gugur sayap melata malam. #TaliJiwo
51.              Abadilah rambutmu tergerai bagai gerimis di mataku, Kekasih... #TaliJiwo
52.              Bila laut menggumpal berkancah karang kusibak kenangan belah dadamu, Kekasih... #TaliJiwo
53.              Kujengkali suaramu ternyata desir pantai tepi waktu, Kekasih. Ku hampiri lambaianmu ternyata nyiur pulau tak berpeta. #TaliJiwo
54.              Sedang dikucur jeruk nipispun mataku tak menepis masih pendar tawamu, Kekasih. Tak kunjung perih kenangku padamu... #TaliJiwo
55.              Telah kau sihir aku, Kekasih, dengan kepak sayap kelelawar pada kedua alismu, dan keningmu yang merembulan, mati aku... #TaliJiwo
56.              Orang Jepang hanya kenal ikebana dan origami, Kekasih, aku ingin seni merangkai senja, untukmu... #TaliJiwo
57.              Kemana pulang si ampas kopi? Ke pelimbahan. Kemana pulang si petualang? Ke cintanya yang tertabah walaupun pahit. #TaliJiwo
58.              Lagipula kemana lagi pulangku malam ini, Kekasih, kalau tak menjadi atap bagi tidurmu yang tersenyum. #TaliJiwo
59.              Ternyata cinta bukan jalin aksara, Kekasih, dalam buta hurufpun masih kubaca jalinan kita. #TaliJiwo
60.              Pada akhirnya semua hinggap, Kekasih. Burung hinggap di kenanga dan berkicau. Kamu hinggap di kenangan dan menangis. #TaliJiwo
61.              Biarkan aku pilu di sembilu rindu yang menggebu. Karena yakinlah, Kekasih, cintaku untukmu tak sedikitpun kuberikan pada waktu. #TaliJiwo
62.              Kini aku harus menafsir kembali kisah, Kekasih, karena cinta kita telah berbingkai dusta. #TaliJiwo
63.              Pagi dan malam hanya tunggal di wajahmu, Kekasih, senyummu embun hidupku. #TaliJiwo
64.              Setega-teganya bandeng, durinya lunyap bila kupresto. Tapi duri mawar yang kau tanam di hatiku, Kekasih? Beuuhh... #TaliJiwo
65.              Tak Cuma mawar yang berduri, Kekasih. Bandeng juga, hidup ternyata penuh duri. #TaliJiwo
66.              Tapi puncak romantisme, Kekasih, itulah suara kibar rambut gondrong kaumku yang melawan angin nuju Jumatan. #TaliJiwo
67.              Lebih romantis lagi, Kekasih, suara angin mengelebatkan sarung dar kaum lelaki yang bergegas pada Jumatan. #TaliJiwo
68.              Kekasih, romantis itu mendengar gesekan sandal-sandal jepit pada aspal dari orang-orang yang bergegas nuju jumatan. #TaliJiwo
69.              Penantianmu menggores rindu, Kekasih. Rindu menjerat pilu, pilu dipinang sendu. Tak kan kumati berselimut lagu... #TaliJiwo
70.              Penantianku menjaring arti, Kekasih, cinta menjala nantikan nanti, cinta dijalin nantikan nanti, takkan kau lolos kupunya kisi. #TaliJiwo
71.              Suaraku tak bersua rupa, wajah rapuh kelana padamu, Kekasih... #TaliJiwo
72.              Kekasih, kamu adalah caraku menghadirkan taman di belukar. #TaliJiwo
73.              Mencoba berjalan melintasi filosofi kabut. Kekasih, aku terjebak di hutan rasa antara sebab dan akibat. #TaliJiwo
74.              Kangenku mengolah kangen, mengelola ngilu menjadi senandung, Kekasih... #TaliJiwo
75.              Jika pada kokok ayam pertama esok belum rampung kubangun cintaku padamu, Kekasih, berarti citaku memang tak laut yang kenal tepi. #TaliJiwo
76.              Malam ini masih mendaki, Kekasih, kepuncak perjumpaan nafas, ketika tangis dan tawa tiada ke dalam desah. #TaliJiwo
77.              Bagi yang kalah nasib janur melengkung jadi melengking, Kekasih, jerit tertahan di tenda nikahmu. #TaliJiwo
78.              Sedekat kisah kepala lakon, Kekasih, mungkin itulah setapak kita. #TaliJiwo
79.              Duh.. begitu bulat telanjangmu di kepalaku, Kekasih, topiku pun sampai tak sanggup menghijabya. #TaliJiwo
80.              Rasamala sedang meliputiku, Kekasih, rasa hujan, rasa hutan, rasa tanam, yang dulu pernah kau siram. #TaliJiwo
81.              Bila aku menunggumu dan ingin berubah manunggal dirimu, akulah fajar yang menunggu senja, Kekasih... #TaliJiwo
82.              Menggali kubur tak segila menggali dirimu, Kekasih, kian kukeduk batinmu kian kau dekap aku ditelan langit. #TaliJiwo
83.              Makan siang lauknya malam, kuahnya pagi, sambalnya senja... Oh, Kekasih, itukah ada yang tiada? #TaliJiwo
84.              Siang tak menunggu malam. Siang hanya berubah menjadi malam. Sedang aku menunggumu, Kekasih... #TaliJiwo
85.              Ah, masih juga kau tanya riwayat hidupku, Kekasih, padahal sudah kau minum habis kopiku. #TaliJiwo
86.              Pada tiap antrean kopi, kamu selalu memesan dengan namaku, aku memesan dengan namamu. Inikah yang disebut cinta, Kekasih... #TaliJiwo
87.              Kekasih, bila setiap yang indah adalah yang bening, Tuhan tak akan mencitakan kopi di antara kita. #TaliJiwo
88.              Caramu menyebut kopiku begitu hening, Kekasih, hanya cinta yang sanggup mendengarnya. #TaliJiwo
89.              Kekasih, kutambahkan air mataku ke kopimu, masih tak kamu rasa pahitnya? Duh... #TaliJiwo
90.              Kalaupun masih ada yang aku inginkan, Kekasih, aku ingin menjumpai tangisku pada wajahmu. #TaliJiwo
91.              Jika gelap malam tidak dapat menyembunyikan, dimana lagi harus kusimpan rinduku padamu, Kekasih...
92.              Andai ada laut yang lebih luas dari kesepianku, akan kuajak kamu mengarunginya, Kekasih... #TaliJiwo
93.              Ia punya cinta, tapi tak kuasa mencintai, sejak itu kupikul kelopak embun menjadi ketabahannya yang sangar. #TaliJiwo
94.              Aku menemukan rangkaian kata dari Tuhan yang ku tata rapih untuk kujadikan puisi teruntukmu, Kekasih... #TaliJiwo
95.              Bendera paling membangkitkan adalah kibar rambutmu di atas bukit, yang bersedekap menantiku sepanjang musim, Kekasih... #TaliJiwo
96.              Duh, melupakanmu ternyata lebih lelah daripada mengingatmu, Kekasih... #TaliJiwo
97.              Aku bukan pendo’a, Kekasih, aku pekerja malam yang menggali lubuk dihatimu. #TaliJiwo
98.              Waktu lekas sekali, Kekasih. Kulihat tadi kamu nangis di pemakamanku. Sekarang ketawa kita sudah barengan di alam kubur. #TaliJiwo
99.              Sebaik-baik wajah adalah senyum yang gampang dikenang, Kekasih... #TaliJiwo
100.          Telah kau dengar denting kecapi di sawah-sawah, masih kau tanya seluas apakah rinduku padamu, Kekasih... #TaliJiwo
101.          Samudera kasih sayang ini, ketika rinduku pasang betapa kuatnya kau hempaskan ke karang, Kekasih... #TaliJiwo
102.          Ciuman hanya menghentikan duka, Kekasih, tak menghentikan waktu yang terus bergerak menggali luka. #TaliJiwo
103.          Kekasih, adakah yang lebih mengharukan dari senyum perempuan yang tersenyum hanya agar ia tidak menangis? #TaliJiwo
104.          Mendengar Malam Kudus, mendengar Asmaul Husna aku sama menangisnya dengan mendengar tangismu, Keksih... #TaliJiwo
105.          Akal adalah perasaan yang menyeluruh. Sebagian akal menumbuhkan ilmu pengetahuan, seluruh akal melahirkan cinta. #TaliJiwo
106.          Dan jarak antara jomblo dan galau, sesungguhnya cuma sejarak horison dan cakrawala. #TaliJiwo
107.          Aku mungkin penguin tertatih-tatih ke gaun serba putihmu, Kekasih, gundukan salju antartikaku. #TaliJiwo
108.          Pantai melanjutkan ombak ke gunung-gunung, Kekasih, seperti puisi melanjutkan geloraku padamu. #TaliJiwo
109.          Hanya pada air matamu gelombang laut kurasa rataa, Kekasih... #TaliJiwo
110.          Cinta mengembalikan malam ke peteng hari, Kekasih, itulah mengapa kita masih melek sampai kini. #TaliJiwo
111.          Malam yang lingsir, langit tak bersuara, Kekasih, kudengar hanya namamu dari kedip gemintang. Hmmm... #TaliJiwo
112.          Sepi sebetulnya Cuma jutaan kata yang tak terucap dariku ke pintumu, Kekasih... #TaliJiwo
113.          Ah, Kekasih.. Kekasih.. Kekasihku, ada persamaan siang dan malam. Di keduanya terkandung kamu. #TaliJiwo
114.          Mungkin gagal adalah caraku menamai sesuatu yang persis kehendakNya, tapi tak sesuai keinginanku, Kekasih... #TaliJiwo
115.          Senja itu tampak samar engkau sendiri di atas sampan, Kekasih, airnya mengalir ke dalam waktuku. #TaliJiwo
116.          Dan telingaku adalah seribu jendela yang tertutup rapat dengan salah satunya sedikit terbuka untuk mengintai kejujuranmu, Kekasih... #TaliJiwo
117.           Selalu masih tergambar di langit kamarku, Kekasih, kata-katamu bahwa dalam tawaku terkandung air mata yang paling bening. #TaliJiwo
118.          Benci dan dendam bisa dikubur, Kekasih, selesai... Tapi cinta tetap gentayangan. #TaliJiwo
119.          Pada mulanya adlah kata, tapi pada akhirnya adalah sampah, Kekasih... #TaliJiwo
120.          Menikah soal keberuntungan, tapi mencintai soal martabat. #TaliJiwo
121.          Lampu-lampu merkuri, bayangan daun-daun ketapang rebah ke aspal, Kekasih, itu jalanku ke pintumu. #TaliJiwo
122.          Kekasih, mari kupinjam tanganmu, biar kuraih air mata kita yang mengembun di bintang-bintang. #TaliJiwo
123.          Aku cahaya yang bergidik dari neon gunung, Kekasih, bila rindumu rintik kepada kabut. #TaliJiwo
124.          Sang cinta sungguh pesulap, Kekasih, kita digelorakan menjadi laut tak berpantai. #TaliJiwo
125.          Mengusap nasib di tepi senja, sampanku panjang membius hulu, mendayungmu, Kekasih, menjantungmu... #TaliJiwo
126.          Kekasih, akulah mata air dari air matamu kelak bila kau rindu muasal sunyi. #TaliJiwo
127.          Mengenalmu adalah kebangkitan dalam hidupu, Kekasih, alaupun mengenangmu selalu membuatku bersedih. #TaliJiwo
128.          Kekasih, telanjanglah mari di kitab suciku: Alam Semesta... #TaliJiwo
129.          Gugur bulan gugur ke samudera, gugur cinta ke lautan rindu... #TaliJiwo
130.          Masih ingat, Kekasih? Waktu itu senja lagi musim-musimnya, kita bangau duaan di sawah tadah tangis. #TaliJiwo
131.          Gelaran tikar tanpa hamparan, gantungan leher tanpa temali. Itukah cintamu, Kekasih? #TaliJiwo
132.          Gerimis dimana-mana sama, Kekasih, airnya bertubi-tubi seperti kenanganku pada tangismu. #TaliJiwo
133.          Pohon-pohon telah pulang ke perbukitan, Kekasih, menjadi siluet berlatar bulan... menunggu senandungmu. #TaliJiwo
134.          Dapatkah kau tunda marahmu sepanjang lenguh tukang putu, Kekasih... #TaliJiwo
135.          Pada puncak kangenku, Kekasih, air mataku mengembun di bintang-bintang. #TaliJiwo
136.          Banyak orang yang menikah, seabreg orang pacaran, tapi segelintir yang sempat mengalami cinta, Kekasih... #TaliJiwo
137.          Kau hanya bisa menghapus air mataku, Kekasih, tapi tidak dengan tangisku. #TaliJiwo
138.          Tuhan itu maha asyik, Kekasih. Terkadang demi menyelamatkanmu daridari orang yang salah, Ia mematahkan hatimu. #TaliJiwo
139.          Bila malam harus bertiraidariku ke rembulan,aku hanya ingin rambutmu, Kekasih... #TaliJiwo
140.          Bukan malam yang aku takutkan, Kekasih. Namun senyummu yang perlahan hilang ditelan gelapnya. #TaliJiwo
141.          Teguk tawaku, Kekasih, karena dari tawaku berlimpah tangis. #TaliJiwo
142.          Kekasih, meski kau hapus tulisan “cinta” di buku kita, dapatkah kau hapus bersih air mataku? #TaliJiwo
143.          Aku memang sudah tak mengenalimu lagi, Kekasih, tapi jantungku mengenali wangimu. #TaliJiwo
144.          Kini aku harus menafsir kembali kisah, Kekasih, sebab ijab dan kabul telah menjadi azab yang makbul. #TaliJiwo
145.          Malam rubuh di keningku, Kekasih, rebah seluruh aku-ku padamu. #TaliJiwo
146.          Cinta ternyata pejara dengan jeruji kasih sayang, maka kau kerap menangis tanpa merasa di bui, Kekasih... #TaliJiwo
147.          Cinta tak perlu pengorbanan, pada saat kau merasa berkorban pada saat itu cintamu mulai pudar. #TaliJiwo
148.          Yang beragam tak Cuma payudara, Kekasih, akupun bermacam aku, ada aku di dalam aku yang belum lenal siapa aku. #TaliJiwo
149.          Engkau pun tahu, Kekasih, tak lebih tabah dari Shinta yang ditawan 12 tahun di Arga Soka, tapi selama itu pula aku menunggumu. #TaliJiwo
150.          Dariku ke ranjangmu, Kekasih, membujur suatu nasib, yang menggaris dan menggores. #TaliJiwo
151.          Menjemputlah, jangan menanti atau mengejar, karena takdir akan lebih indah daripada nasib. #TaliJiwo
152.          Bukan senjaMu yang kubingkai di sukmaku, Kekasih, tapi wujudmu di balik temaram senja. #TaliJiwo
153.          Sebegini gilanya aku mencintaimu, Kekasih, sebab warasku tak mampu menjangkaumu. #TaliJiwo
154.          Aku menyukai segala jenis hujan, karena bersamaan dengan rintik hujan dan udara yang dingin, tertuang berbagai macam kenangan. #TaliJiwo
155.          Aku bukannya berhenti bertanya, Kekasih, aku hanya bingung pertanyaan mana lagi yang harus kulemparbila jawabannya selalu kamu. #TaliJiwo
156.          Senja ini kubingkis tanpa kubungkus, Kekasih, sebab langit lebih tulus dari kertas kado manapun. #TaliJiwo
157.          Melalui parasmu ku eja kata cinta lewat hujan malam ini. Dan di dingin ini, aku menantimu seperti berharap hujan kan reda. #TaliJiwo
158.          Di kegelapan ini, Kekasih,menangislah di sela do’aku. #TaliJiwo
159.          Jangan sengaja pergi biar dicari, jangan sengaja lari biar dikejar. Berjuang tak sebecanda itu, Kekasih... #TaliJiwo
160.          Tak ada yang mampu membuatku panik kkecuali ketika kau cemberut, Kekasih... #TaliJiwo
161.          Gubahlah lagu, Kekasih, untukku, yang nadanya mendahului kangen, yang kangennya mendahului cinta. #TaliJiwo

Dan sebenernya masih banyak lagi, tapi maaf belum bisa nulis semua, karena masih ada bayangan dibelakang yang menghantui untuk diperhatikan, halllaaaahh.... Yaudah sampai sini dulu ya... Nanti kalau ada waktu aku share lagi #TaliJiwo nya mbah Jiwo yang njancuki... Salam Jancukers....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar